Pelestarian Satwa di Indonesia: Tantangan dan Strategi Kolaboratif


Pelestarian Satwa Langka di Indonesia: Tantangan, Strategi, dan Peran Kita Semua

Estimasi waktu baca: 10 menit

Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman hayati terbesar di dunia, tetapi lebih dari 300 spesies di negara ini kini terancam punah. Dengan memahami pentingnya pelestarian satwa langka, strategi yang dapat diterapkan, dan peran kita masing-masing, kita dapat membantu melindungi satwa endemik seperti badak Jawa dan orangutan.

Definisi dan Latar Belakang

Apa Itu Pelestarian Satwa?

Pelestarian satwa dapat didefinisikan sebagai upaya perlindungan satwa langka melalui konservasi in-situ dan ex-situ. In-situ merujuk pada pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya, sementara ex-situ dilakukan di luar habitat alami. Salah satu contoh nyata dari upaya ini adalah Suaka Margasatwa Ujung Kulon yang dikhususkan untuk melindungi badak Jawa dan penangkaran untuk jalak Bali. Sejak tahun 1980-an, Indonesia mulai mengambil langkah konkret dengan mendirikan taman nasional pertamanya di Ujung Kulon. Kebijakan perlindungan satwa ini terus diperkuat oleh regulasi terbaru, salah satunya adalah Permen LHK No. P.106/2018.

Mengapa Indonesia Prioritas Global?

Indonesia menjadi prioritas global dalam pelestarian satwa karena memiliki 69 spesies yang berstatus “kritis” menurut IUCN. Kehilangan satu spesies di Indonesia dapat berarti kepunahan global, seperti yang bisa terjadi pada komodo jika tidak dilindungi dengan baik.

Ancaman terhadap Satwa Langka

Penghancuran Habitat

Deforestasi menjadi salah satu ancaman utama terhadap kelangsungan hidup satwa langka. Hutan di Kalimantan dan Sumatera terus menyusut disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan tambang. Akibatnya, habitat orangutan Kalimantan telah berkurang sekitar 75% [sumber](https://www.profauna.net/id/fakta-satwa-liar-di-indonesia). Deforestasi tidak hanya menghilangkan rumah bagi satwa tetapi juga merusak keseluruhan ekosistem yang ada. Untuk lebih mengetahui tentang upaya pelestarian hutan, Anda dapat membaca tentang pengelolaan hutan

Perburuan Liar

Perburuan liar juga menjadi ancaman bagi kelestarian satwa langka. Perdagangan ilegal terhadap rangkong gading, misalnya, telah mempercepat kepunahan spesies ini. Memiliki nilai jual yang tinggi hingga Rp50 juta per ekor menjadikan rangkong sebagai sasaran perburuan yang menggiurkan.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan ancaman jangka panjang untuk satwa. Kenaikan suhu laut merusak terumbu karang yang sangat penting bagi kehidupan ikan endemik. Tanpa tindakan pencegahan, efek perubahan iklim dapat menurunkan keanekaragaman hayati dan membuat banyak spesies berada di ambang kepunahan.

Strategi Konservasi (In-Situ & Ex-Situ)

In-Situ Conservations

Konservasi in-situ dilakukan dengan mengembangkan taman nasional dan cagar alam di mana satwa bisa hidup bebas di habitat aslinya. Hingga saat ini, ada 54 taman nasional di Indonesia yang berfungsi sebagai tempat perlindungan satwa langka. Taman Nasional Komodo, salah satunya, adalah salah satu kawasan yang penting. Untuk mengantisipasi perburuan liar, di beberapa tempat bahkan dilakukan patroli bersenjata untuk memberikan keamanan bagi hewan-hewan tersebut.

Ex-Situ Conservations

Di sisi lain, konservasi ex-situ dilakukan dengan pengembangbiakan satwa di luar habitat alami mereka, misalnya di kebun binatang atau pusat penangkaran. Contoh keberhasilannya dapat dilihat dari Jalak Bali, yang populasinya telah meningkat dari hanya 6 individu di alam liar menjadi 1.000 individu berkat program pengembangbiakan di kebun binatang.

Peran Masyarakat & Inovasi

Kampanye Berbasis Agama

Misalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2023 mengeluarkan fatwa yang melarang perburuan terhadap badak Jawa. Fatwa ini melibatkan ulama dalam kampanye edukasi yang menyasar masyarakat luas (sumber). Dengan pendekatan relijius seperti ini, masyarakat yang menganggap agama sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan akan lebih tergerak untuk berpartisipasi.

Teknologi

Selain kampanye berbasis agama, teknologi juga menjadi alat yang efisien dalam pemantauan dan pelestarian satwa langka. Misalnya, pemantauan drone di Taman Nasional Leuser kini rutin dilakukan untuk mengawasi pergerakan dan melindungi satwa dari kegiatan ilegal. Analisis DNA digunakan untuk mengidentifikasi secara individu harimau-harimau Sumatera, guna memantau kesehatan populasi mereka dan merancang program pembibitan yang efektif.

Kisah Sukses & Tantangan

Badak Jawa

Contoh kisah sukses dapat dilihat dari pelestarian badak Jawa. Berkat upaya pengamanan yang ketat di Ujung Kulon, populasi badak Jawa telah meningkat dari 50 ke 72 individu pada tahun 2023. Ini merupakan prestasi besar mengingat satwa ini masuk dalam daftar spesies yang sangat terancam punah.

Tantangan

Meskipun ada pencapaian positif, tantangan besar masih dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan dana yang sering kali menjadi hambatan dalam implementasi proyek konservasi besar. Selain itu, tumpang tindih kebijakan di tingkat pemerintah pusat dan daerah serta rendahnya kesadaran masyarakat juga menjadi kendala yang signifikan.

Kesimpulan

Pelestarian satwa langka di Indonesia perlu menjadi prioritas tidak hanya bagi pemerintah dan lembaga konservasi, tetapi juga seluruh masyarakat. Meski lebih dari 300 spesies terancam punah, upaya kolaboratif antara pemerintah, LSM, dan masyarakat telah menunjukkan perkembangan yang positif. Dengan terlibat aktif dalam adopsi satwa secara virtual, melaporkan perdagangan ilegal, atau mendukung kampanye lingkungan, kita dapat berkontribusi pada kelangsungan hidup satwa-satwa langka ini. Untuk mengetahui lebih jauh dan berpartisipasi dalam aksi nyata, kunjungi PROFAUNA.

Sumber Referensi

Dengan memperdalam pemahaman dan memanfaatkan setiap lini mulai dari kebijakan, teknologi hingga partisipasi masyarakat, pelestarian satwa langka di Indonesia bisa menjadi upaya kolektif yang sukses. Mari kita berperan aktif dan memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa melihat dan merasakan kekayaan, keindahan, dan keanekaragaman satwa liar Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post